Bali Tempo Doeloe #16 “AIR: HARMONI BUMI DAN DIRI”

Tayang Dokumenter Bali 1928 & Dialog
Selasa, 14 Maret 2017, pukul 19.00 WITA

Selain sebagai sumber kehidupan, masyarakat Bali memaknai air sebagai simbol penyucian dan pembersihan. Tirtha atau Air Suci merupakan sarana pokok dalam pelaksanaan kegiatan dan upacara di Bali. Pada waktu-waktu tertentu, masyarakat Bali juga melakukan ritual melukat guna menyucikan jiwa-raga di sumber-sumber mata air, seperti laut, sungai atau pancuran. Bahkan, pada tinggalan arkeologis dan jejak historis di DAS Pakerisan serta Petanu mencerminkan kepercayaan masyarakat Bali yang pada beberapa teks lontar sering disebut agama Tirtha, di mana air merupakan unsur penting dalam setiap ritual upacara dan agama. Tercermin pada sejumlah candi yang dapat ditemui di seputar lokasi dimaksud, semisal Candi Gunung Kawi, Candi Kerobokan, Candi Kelebutan, dan Candi Jukut Paku.

Di tengah upaya memuliakan Air, kita juga mendapati kenyataan betapa air telah dianggap seperti komoditi dengan wacana sosio-ekonomi yang menyertainya, semisal debit air bersih di perkotaan, pencemaran di hulu maupun muara, abrasi kawasan pesisir, dan sebagainya. Penghormatan kita terhadap air, sang sedulur yang menghidupi manusia dan makhluk lainnya, diuji oleh arus perubahan yang membutuhkan sikap konkrit atas upaya-upaya pelestariannya.

Bali Tempo Doeloe #16 kali ini akan menayangkan seri dokumenter Bali 1928 sebagai rangkaian dari program “Sedulur Air”. Agenda yang didukung oleh STMIK STIKOM Bali dan Arbiter Cultural Traditions ini akan disertai pula dialog bersama narasumber Marlowe M. Bandem (Koordinator Proyek Repatriasi Rekaman Bali 1928) dan Drs Deny Suhernawan Yusup, MSc. (Dosen Jurusan Biologi Universitas Udayana). Keduanya akan berbagi pandangan perihal Air sebagai memori kultural masyarakat Bali, dan upaya-upaya konservasinya.

Bali Tempo Doeloe adalah sebuah agenda yang memutar seri-seri dokumenter tentang Bali Tempo Doeloe, dipadukan dengan diskusi bersama para pengamat dan pemerhati budaya, dalam memaknai perubahan kondisi Bali dari masa ke masa. Dialog berkala dan berkelanjutan yang telah digelar sedari tahun 2013 ini tidak hanya mengetengahkan sisi eksotika dari Bali masa silam, melainkan juga menyoroti problematik yang menyertai pulau ini selama aneka kurun waktu, termasuk kemungkinan refleksinya bagi masa depan. Beberapa tematik yang pernah dihadirkan dalam program ini antara lain: “Denpasar Dalam Tantangan Zaman”, “THE GODS OF BALI: Antara Ritual Sakral Dan Pertunjukan Profan”, “Gema Gamelan Bali ke Masa Depan”, “Citra Dalam Sinema”, “Rudolf Bonnet dan Arie Smit: Cerita Seni Rupa Bali”, “Mistis dan Turistik Bersisian di Nusa Penida”, “Bioantropologi: Tenganan Pegringsingan Dalam Dua Perspektif”, “Jejak DAS Pakerisan Dalam Arkeologi dan Seni”, dan lain-lain.

Marlowe M. Bandem adalah koordinator proyek repatriasi rekaman-rekaman Bali 1928.Di luar rutinasnya mengelola dua lembaga keuangan mikro, Marlowe juga adalah wakil ketua yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi STMIK STIKOM Bali, salah satu perguruan TIK terbesar di Bali. Ia juga adalah seorang pesepeda, penggiat kreativitas musik elektronika dan desain. Pelopor gerakan Design Against Tyranny di tahun 2007, Marlowe kini banyak meluangkan waktunya melakukan roadshow terkait kreativitas seni, kewirausahaan, teknologi dan lingkungan. Sebagai Koordinator Proyek Bali 1928 di Indonesia, Marlowe akan berbagi cerita tentang lika-liku dan proses pemulangan kembali rekaman-rekaman bersejarah Odeon dan Beka berikut film-film yang pertama kalinya dibuat di Bali pada tahun 1930-an.

Drs. Deny Suhernawan Yusup, MSc. lahir di Ciamis Jawa Barat, 9 Mei 1964. Ia merupakan dosen program studi Biologi FMIPA Universitas Udayana dengan spesialisasi Ekologi Kelautan / Budidaya Perikanan. Ia menamatkan stusi S1 di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman dan S2 di School of Zoology University of Tasmania , Hobart-Australia. Aktif dalam berbagai penelitian, di antaranya Pemanfaatan Bahan Pakan Rumput Laut Pada Usaha Pembesaran (Budidaya) Abalon Jenis Haliotis Squamata (Sumber dana Dikti, 2016), Perilaku Makan Dan Formulasi Ransum Juvenil Abalon Haliotis Squamata Berbasis Alga Makro (Sumber dana DIKT, 2015), Potensi dan kondisi sumberdaya abalon H. squamata; Cemagi Kec. Mengwi Kab. Badung (Sumber dana DIKTI, 2014), dll. Ia juga aktif dalam sejumlah pertemuan ilmiah dan seminar internasional, di antaranya International Seminar Sain and Technology, Indonesian Seagrass Workshop (2016) dan International Conference Bali.

Tinggalkan komentar