Film Lintas Bangsa

Hana no Ato

Karya Kenji Nakanishi. Menampilkan Keiko Kitagawa , Shuntaro Miyao , Masahiro Komoto, dan Ayumi Ito. Penulis naskah: Shuhei Fujisawa (Short Story), Yasuo Hasegawa, dan Kenzaburo.

Bahasa Jepang dalam subtitle Bahasa Inggris. 2010, Drama. 107 menit. 15 tahun ke atas.

Hana no AtoMeskipun sedari kecil telah dididik berlatih pedang kayu sebagaimana layaknya seorang samurai, Ito ternyata tidak dapat diterima sebagai wanita Jepang yang setara dengan pria. Posisi perempuan Jepang zaman Edo masih terikat oleh tata aturan sosial dan adat membuat Ito menepis impiannya sebagai pribadi yang mandiri serta leluasa menentukan nasib hidupnya. Ia berhadapan dengan tuntutan selaku anak perempuan yang patuh, menikah dengan laki-laki yang tidak dicintainya, dan menjalani hidup sebagai wanita Jepang pada umumnya.

Didukung oleh Japan Foundation in Jakarta dan Konsulat Jepang di Denpasar

—————————————————————————————————————-

Cinema Paradiso

Karya Giuseppe Tornatore. Menampilkan Philippe Noiret , Salvatore Cascio , Marco Leonardi , Jacques Perrin , Antonella Attili , Enzo Cannavale , Isa Danieli , Pupella Maggio , Agnese Nano , Leopoldo Trieste , Nino Terzo , Giovanni Giancono , Brigitte Fossey. Penulis naskah: Giuseppe Tornatore. Bahasa Italia dalam subtitle Bahasa Inggris. 1988. Drama-Komedi. 154 menit. 15 tahun ke atas.

 cinema paradissoSeorang sutradara ternama kembali ke kampung halaman, desa Sisilia di Italia, setelah menerima berita duka kematian sahabat baiknya. Film terkisahkan dalam alur flashback, di mana Salvatore, sang tokoh sutradara tersebut, menggambarkan peristiwa masa kecil saat membantu seorang penjaga bioskop tua di desanya. Namun cerita tidak berhenti menjadi nostalgia. Giuseppe Tornatore menghadirkan dinamika sinema di Italia, dari pola masyarakat tradisi yang menonton bioskop dengan nuansa kehangatan kebersamaan, ke kecenderungan modern yang lebih individual. Tema perubahan sosial dengan beragam bentuk kontradiksi dan juga permasalahannya diketengahkan dalam pilihan scene yang menawan, di mana kemudian mengantarkan Tornatore sebagai salah satu sutradara dunia yang mumpuni dan meraih berbagai penghargaan bergengsi.

Didukung oleh Pusat Kebudayaan Italia Istituto Italiano di Cultura Jakarta dan Konsulat Jenderal Italia di Denpasar.

—————————————————————————————————————

Good Bye, Lenin!

good bye leninKarya Wolfgang Becker. Menampilkan Daniel Brühl, Katrin Saß, Chulpan Khamatova. Penulis naskah: Bernd Lichtenberg, Wolfgang Becker. Bahasa Jerman dalam subtitle Bahasa Inggris. 2003. Tragedi-Komedi. 121 menit. 15 tahun ke atas.

 Christiane Kerner, wanita separuh baya yang begitu membanggakan keagungan Jerman Timur berada dalam kondisi koma, terhenyak mendapati ideology sosialis yang diyakininya akan runtuh tak lama lagi. Putranya, Alexander Kerner, bersama dengan beberapa anggota keluarga lainnya, dengan segala cara berupaya menyembunyikan dampak runtuhnya Tembok Berlin dan penyatuan Jerman Barat-Jerman Timur dari sang Ibu, semata demi kepulihan kondisi kesehatan jiwanya yang kian memburuk. Mereka menata rumah tinggalnya dengan dekorasi ala zaman sosialis-komunis, serta selalu memberikan kabar seolah ideologi ini masih hidup dan tumbuh. Namun kenyataan sesungguhnya tetap tidak dapat ditutupi. Christiane kembali dilarikan ke rumah sakit akibat gangguan kesehatan setelah sekian konflik batin yang dilaluinya, di mana trauma masa lalu, kondisi kekinian yang mengecewakan serta pupusnya harapan, berkelindan dalam pikirannya. Film yang telah meraih berbagai penghargaan internasional ini merefleksikan bahwa cinta terhadap kebangsaan dan ideologi pada akhirnya tidak kuasa menepis ketulusan kasih sayang pada nilai kemanusiaan.

 Didukung oleh Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Indonesien

————————————————————————————————————-

Mother India

Karya Mehboob Khan. Menampilkan Nargis, Sunil Dutt, Rajendra Kumar, Raaj Kumar, dll. Penulis Naskah: Wajahat Mirza dan S. Ali Raza.

Bahasa Inggris. 1957. Drama-Keluarga. 172 menit. Semua umur.

mother indiaKetika Radha menikah, ibu mertua meminjam lima ratus rupee dari desa rentenir, Sukhilala. Rencana pembayaran sederhana: setiap tahun, Sukhilala akan mendapatkan seperempat dari tanaman mereka tumbuh. Itulah yang pikiran ibu mertua Radha adalah kesepakatan. Sukhilala telah benar-benar mengambil keuntungan dari dia kurang pendidikan dan tertulis dalam kontrak bahwa ia akan menerima tiga perempat dari tanaman. Ketika kejahatannya terungkap, para tetua desa, tidak ingin polisi untuk datang ke desa, memutuskan mendukung Sukhilala itu. Mother India adalah kisah cemara perjuangan keluarga untuk bertahan melawan kejahatan Sukhilala (Hemal Sampat).

Didukung oleh Konsulat Jenderal India di Denpasar

————————————————————————————————————–

Atambua 39 Derajat Celcius

Karya Riri Riza. Menampilkan Gudino Soares Petrus, Beyleto, dan Putri Moruk. Penulis Naskah: Riri Riza.

Bahasa Indonesia. 2012. Drama. 90 menit. Semua umur.

Atambua 39 Derajat CelciusAtambua 39 Derajat Celcius mengisahkan Joao yang menjalani kehidupan di kota Atambua, kawasan perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Ia terpisah dengan ibunya sejak umur 5 tahun. Setelah referendum 1999, ibu dan adiknya tinggal di Liquica, Timor Leste. Sebagai anak laki-laki satu-satunya, Joao harus mengikuti ayahnya yang memilih tetap tinggal di Idonesia. Konflik psikologis keluarga yang menimpa Joao dan ayahnya dapat menggambarkan bahwa tidak mudah hidup dalam konflik dan perpecahan. Banyak keluarga dan saudara yang terpaksa berpisah karena pilihan politik. Judul film ini dipilih, karena 390 Celcius merupakan ambang batas manusia mengontrol pikirannya, di atas suhu itu, demam akan menguasai tubuh dan manusia sulit menjaga keseimbangan dan kesadaran diri.

 —————————————————————————————————————

Cool Kids Don’t Cry

Karya Dennis Bots. Menampilkan Hanna Obbeek, Nils Verkooijen, dan Fiona Livingston.Penulis Naskah: Karin van Holts Pellekaan dan Jacques Vriens.

Bahasa Inggris. 2012. Drama-Keluarga. 100 menit. Semua umur.

Akkie, gadis 12 tahun yang sangat menyukai permainan sepak bola dan memperscool kidsiapkan diri untuk mengikuti turnamen sekolah. Dengan penuh semangat dan percaya diri, Akkie bersikeras mempertahankan kepercayaannya terhadap Joep yang meremehkannya bahwa anak perempuan tidak sepantasnya memainkan permainan sepak bola yang umumnya dimainkan oleh anak laki-laki. Namun, Joep segera tersadar bahwa ia telah meremehkan Akkie, setelah Akkie didiagnosa terkena penyakit leukimia.

 Didukung oleh Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis.

————————————————————————————————————

Turtles Can Fly

Karya Bahman Ghobadi. Menampilkan  Soran Ebrahim, Avaz Latif,dan  Saddam Hossein Feysal.Penulis Naskah: Karin Bahman Ghobadi.

Bahasa Inggris. 2004. Drama. 98 menit. Semua umur.

Di dekat desa Kanibo, Irak UtaraTurtles Can Fly, didirikan kamp pengungsi suku Kurdi yang sedang berada dalam tekanan rezim Saddam Hussen. Kehidupan di sana sangat terbatas. Bahkan informasipun dibatasi. Namun penduduk desa tersebut berusaha mendapatkan informasi melalui televise. Kelompok anak-anak desa Kanibo, dibawah pimpinan Soran, atau yang lebih dikenal dengan nama Satellite, karena keahliannya dalam bidang teknologi, menghidupi diri mereka dengan menggali ranjauranjau darat yang tersebar di sekitar mereka. Soran / Satellite memiliki 2 sahabat yang menyayanginya, yaitu Pashow dan Shirkooh. Di kamp pengungsi, terdapat kakak-beradik Hengov dan Agrin yang membawa anak kecil yang bernama Riga. Mereka berasal dari desa Halabcheh. Hengov kehilangan kedua belah tangannya namun memiliki kemampuan untuk meramalkan masa depan. Ternyata kakak-beradik ini menyimpan masa lalu yang kelam.

Didukung oleh Kedutaan Besar Iran di Indonesia.

——————————————————————————————————–

Un Long Dimanche de Fiançailles

(A Very Long Engagement)

Karya Jean-Pierre Jeunet. Menampilkan  Audrey Tautou dan Gaspard Ulliel dan Dominique Pinon. Penulis Naskah: Sébastien Japrisot (novel) dan Jean-Pierre Jeunet.

Bahasa Perancis dalam subtitle Bahasa Inggris. 2004. Drama. 113 menit. 15 tahun ke atas.

A Very Long EngagementKesunyian dan perenungan akan makna kasih sayang selalu muncul dalam setiap kesempatan, bahkan pada perang sekalipun. Lima orang serdadu putus asa, dengan kekalahan yang terbayang di depan mata, kembali merindukan masa-masa damai di desa asalnya, dengan sekeping kenangan yang terus terngiang selama menghadapi pertempuran. Sementara itu, di desa pesisir Perancis, seorang wanita, Mathilda (diperankan Audrey Tautou) begitu lelah oleh harapan akan kepulangan kekasih yang bertugas di perbatasan, memutuskan bertolak dari rumah, hendak mencari kabar tentang keadaan perang dan kondisi kekasihnya. Film ini tidak hanya berkisah tentang penjelajahan mencari sosok yang diidamkan atau nostalgia para tokoh tentang masa silamnya masing-masing, melainkan juga menghadirkan pertanyaan tentang esensi kehadiran manusia, kontradiksi antara cinta sesama manusia dan kesadaran bela negara.

Didukung oleh Institut Française Indonesia dan Alliance Française Denpasar

Tinggalkan komentar