Sambutan Kepala Balai Arkeologi Denpasar

SAMBUTAN KEPALA BALAI ARKEOLOGI DENPASAR

Puja pangastuti dan angayubagya saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yangg maha Esa karena atas asung kerta waranugrahanya pameran dan diskusi bertajuk Mahendradatta: Jejak Arkeologis dan Sosok Historis dapat digelar di Bentara Budaya Bali. Pemilihan sosok Mahendradatta sangat relevan dengan perayaan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April. Mahendradatta bukanlah semata-mata seorang permaisuri tetapi lebih ditekankan pada perannya sebagai salah satu peletak dasar kebudayaan Bali. Sesungguhnya banyak sosok perempuan berpengaruh pada masa Bali Kuno seperti misalnya, Sri Subadrika Mahadewi, Sri Wijaya Mahadewi, Sri Prameswari Indujaketana, Sri Mahadewi Sasangkajacihna, Sri Sakalendu Kirana, Sri Arjaya Dengjayaketana, Sri Danadewiketu. Masing-masing sosok perempuan tersebut telah berjasa di masanya sesuai dengan perannya masing-masing.

Khusus untuk Mahendradatta, ia memiliki relasi penting dalam sejarah Bali dan Jawa Timur karena melalui perkawinannya dengan Raja Udayana, hubungan Bali dan Jawa Timur semakin erat. Indikasinya dapat dilihat dari salah satu putranya yakni Airlangga yang memerintah di Jawa Timur dan Marakata dan Anak Wungsu yang memerintah di Bali.

Pameran dan diskusi “Mahendratta ” terselenggara atas kerjasama Balai Arkeologi Bali, Bentara Budaya Bali, komunitas seniman Tampaksiring, dan fotografer. Kegiatan ini juga merupakan salah satu implementasi Rumah Peradaban yang merupakan program unggulan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi seluruh Indonesia yang pada intinya merupakan kompleksitas pemasyarakatan hasil penelitian yang bertujuan untuk mendekatkan arkeologi sebagai bagian dari kebutuhan dan pembelajaran dalam kehidupan masyarakat, mengurangi kesenjangan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang masa lalu, untuk membangun ekosistem budaya sehingga masyarakat tergugah untuk menghargai entitas budayanya.

Pada kesempatan ini saya ucapkan terimakasih kepada Bentara Budaya Bali, Komunitas Seniman Tampaksiring, Komunitas Fotografer dan seluruh panitia dari Balai Arkeologi Denpasar atas kerjasama yang baik ini sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai harapan.

 

Drs. I Gusti Made Suarbhawa
Kepala Balai Arkeologi Bali