CERITA MAESTRO: DARI IDA BAGUS MADE, GUNARSA, SERAPHINE, HINGGA MASOUDOV

Sinema Bentara

Jumat – Sabtu, 20 – 21 Juli 2018, pukul 18.00 WITA

Sinema Bentara bulan Juli ini, akan menayangkan sejumlah film dokumenter maupun film cerita terpilih dari berbagai negara, tentang maestro-maestro seni dunia, juga Indonesia. Tokoh-tokoh yang kerap diperbincangkan dan diabadikan kisahnya tersebut, merupakan sosok yang inspiratif sekaligus revolusioner pada masanya. Gagasan-gagasan mereka mampu mengubah cara pandang manusia dan sekitarnya, juga mewarnai perjalanan sejarah dunia, terlebih bagi Indonesia dan khususnya Bali.

Kita akan menyaksikan bagaimana kisah seorang pelukis visioner asal Bali, Ida Bagus Made Poleng (1915-1999) yang sedini usia 21 tahun telah bergabung dengan Pitamaha Artist Guild. Lukisannya kini dikoleksi oleh lembaga bergengsi di seluruh dunia, termasuk PBB, New York Museum of Modern Art (MOMA), Royal Tropical Institute Museum (Amsterdam) dan Royal Museum Etnografi (Leiden). Di Indonesia, lukisannya dikoleksi Presiden Ir. Soekarno, Museum Puri Lukisan, Museum Neka, Agung Rai Museum of Art, Museum Budaya di Bentara Budaya, dan banyak lainnya.

Di samping Ida Bagus Made Poleng, Bali juga memiliki tokoh seni yang tidak kalah cemerlang, I Nyoman Gunarsa. Lukisan berjudul Barong karya I Nyoman Gunarsa merupakan salah satu karya seni yang dikoleksi di Museum Lata Mahosadhi ISI Denpasar. Berangkat dari hal tersebut, penonton akan diajak lebih jauh menyelami perihal riwayat, latar belakang, proses cipta lukisan tersebut, berikut pertemuan dengan wawancara mendalam dengan Sang Pelukis, I Nyoman Gunarsa.

Selain itu, kita juga dapat meresapi elan kreatif perupa perempuan, Kartika Affandi, melalui film dokumenter produksi FTV ISI Yogyakarta. Pada tahun 1957, ia mengadakan pameran lukisan bersama dengan pelukis wanita lainya di Yogyakarta untuk pertama kalinya. Pada tahun 1980, ia pergi ke Wina, Austria untuk belajar di Academy of Fine Arts jurusan Teknik Pelestarian dan Pemulihan benda-benda seni, kemudian meneruskan belajar di ICCROM (Pusat Pelestarian dan Pemulihan Properti Budaya Internasional) di Roma Italia. Selain di Indonesia, ia telah berpameran di berbagai belahan dunia, seperti: Brazil, Roma, Belgia, Jerman, Prancis, Algeria, Asia, dan lain sebagainya.

Sosok dan kreativitas perupa perempuan juga hadir dalam film Séraphine asal Prancis. Meski berasal dari status sosial kelas bawah, tidak mengecilkan bakat dan potensinya yang luar biasa dalam melukis. Seorang kritikus seni menyadarinya, kemudian membawa namanya menjadi perupa perempuan yang karya-karyanya dikenang dan dihormati hingga kini.

Sinema Bentara kali ini secara khusus juga menayangkan film cerita asal Italia, mengisahkan tentang Nikolaj Maksudov, seorang dramawan utama dari Uni Soviet. Upaya kreativitasnya yang tidak mudah, penuh dengan pengorbanan, intrik, persahabatan, pengasingan, dan gejolak politik, berlatar tahun 1930-an di Moskow, menjadikan film inspiratif ini layak untuk disimak.

Program ini masih diselenggarakan dengan konsep Misbar, mengedepankan suasana nonton bersama yang hangat, guyub, dan akrab. Acara ini bekerjasama dengan Satu Langkah Creative, FTV ISI Yogyakarta Angkatan 2016, Konsulat Kehormatan Italia di Denpasar, Pusat Kebudayaan Prancis Institut Français d’Indonésie, Alliance Française Bali, dan Udayana Science Club.

SINOPSIS FILM
DOKUMENTER IDA BAGUS MADE POLENG
(Dokumenter, Durasi: 24 menit, Produser: Putu Suasta & Putu Wirata, Pengarah: Jais Darga Wijaya, Produksi: Tahun 1998)
Diproduksi oleh Yayasan Pararupa serangkaian Pameran Tunggal Ida Bagus Made di Darga Gallery, Sanur 1998

Ida Bagus Made Poleng (1915-1999) adalah seorang pelukis tradisional Bali. Ia lahir di Tebasaya, Ubud, Bali. Ayahnya, Ida Bagus Kembeng (1897-1952), adalah seorang pelukis terkenal yang memenangkan penghargaan bergengsi Medali Perak pada tahun 1937 di International Colonial Art Pameran di Paris. Lukisannya telah dikoleksi oleh lembaga bergengsi di seluruh dunia, termasuk PBB, New York Museum of Modern Art (MOMA), Royal Tropical Institute Museum (Amsterdam) dan Royal Museum Etnografi (Leiden). Di Indonesia, lukisannya dikoleksi Presiden Ir. Soekarno, Museum Puri Lukisan, Museum Neka, Agung Rai Museum of Art, Museum Budaya di Bentara Budaya, dan banyak lainnya. Tahun 1998 ia berpameran tunggal yang diselenggarakan oleh Darga Gallery (Sanur, Denpasar).

DOKUMENTER KARTIKA AFFANDI
(Dokumenter, Durasi: 19 Menit, Sutradara: Gilang Kelana Putra, dkk, Produksi: Tahun 2009)
Kerjasama Prodi Film dan Televisi ISI Yogyakarta Angkatan 2016

Kartika Affandi lahir di Jakarta pada tanggal 27 November 1934, putri pelukis maestro terkenal Affandi. Pada tahun 1957, ia mengadakan pameran lukisan bersama dengan pelukis wanita lainya di Yogyakarta untuk pertama kalinya. Pada tahun 1980 dia pergi ke Wina, Austria untuk belajar di Academy of Fine Arts jurusan Teknik Pelestarian dan Pemulihan benda-benda seni, kemudian meneruskan belajar di ICCROM (Pusat Pelestarian dan Pemulihan Properti Budaya Internasional) di Roma Italia. Pada tahun 1964, ia mengikuti pameran bersama di Museum Modern of Art, Rio De Janeiro, Brazil. Tahun 1972 berpameran di Palazzo delle Esposizioni, Roma. Pada tahun 1973, Mengikuti pameran di Palais de Beaux-Arts Bruselles, Belgia dan Benrahter Orangerie, Dusseldorf, Jerman. Tahun 1975, berpameran di FIAP Gallery, Paris, Lily Bone Gallery Nancy Festival, Perancis dan National Art Gallery, Algeria, dan lain sebagainya. Ia juga merupakan kurator dari Museum Affandi.

Film dokumenter ini diproduksi oleh mahasiswa FTV ISI Yogyakarta Angkatan 2016, di antaranya: Gilang Kelana Putra, Baso Indra Wijaya Aziz, Niken Perwitasari, I Wayan Nain Febri, Hartini, Harfando Dafney.

LUKISAN BARONG GUNARSA
(Dokumenter, Sutradara : Nyoman Lia Susanthi, Produksi: Tahun 2017)
Kerjasama dengan Satu Langkah Creative

Lukisan berjudul Barong karya I Nyoman Gunarsa merupakan salah satu karya seni yang dikoleksi di Museum Lata Mahosadhi ISI Denpasar. Keberadaan lukisan ini juga mencerminkan bagaimana ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan seni yang berperan penting dalam pelestarian seni buadaya Bali. Berangkat dari hal tersebut, film dokumenter bilingual ini akan menyelami lebih jauh perihal riwayat, latar belakang, proses cipta lukisan tersebut, berikut pertemuan dengan wawancara mendalam dengan Sang Pelukis, I Nyoman Gunarsa.

SÉRAPHINE
(Prancis, Durasi: 128 menit, Sutradara: Martin Provost, Produksi: Tahun 2008)
Kerjasama dengan Pusat Kebudayaan Prancis Institut Français d’Indonésie dan Alliance Française Bali

Film ini berkisah tentang Séraphine Louis, perempuan paruh baya dari kelas sosial bawah yang memiliki bakat luar biasa untuk melukis. Uhde, seorang kritikus seni terkenal, bertemu dengannya dan melihat lukisannya amat sangat menjanjikan.

Pada 1942, Séraphine meninggal dan karya-karya seninya menjadi terkenal serta dihormati. Film ini memenangkan Penghargaan César 2009 untuk Film Terbaik.

 

IL MAESTRO E MARGHERITA
(Italia, Durasi: 95 menit, Sutradara: Aleksandar Petrović, Produksi: Tahun 1972)
Kerjasama dengan Konsulat Kehormatan Italia di Denpasar

Film produksi kerjasama Italia – Rusia ini merupakan adaptasi dari buku sohor berjudul sama karya Michail Bulgakov, mengisahkan tentang Nikolaj Maksudov, seorang dramawan utama dari Uni Soviet. Film ini menceritakan upaya kreativitas yang tidak mudah, penuh dengan pengorbanan, intrik, persahabatan, pengasingan, dan gejolak politik, berlatar tahun 1930-an di Moskow.

Film ini meraih nominasi film terbaik pada Chicago International Film Festival 1972 dan penghargaan Aktor Terbaik, Film Terbaik, dan Sutradara Terbaik pada Pola Film Festival of Yugoslavian Films 1972.

Tinggalkan komentar