NEW MUSIC FOR NEW GAMELAN Bersama Komposer Dewa Alit & Gamelan Salukat

Komponis Kini #6
Kamis, 24 November 2016, pukul 19.00 WITA

Komponis Kini #6 menghadirkan sebuah presentasi New Music for New Gamelan, yakni sebentuk format penciptaan gending baru dari perangkat gamelan yang sepenuhnya baru pula. Bila pada Komponis Kini terdahulu, hingga seri #5, para kreator menampilkan komposisi-komposisi baru berikut respon kreatif atas komposisi-komposisi klasik atau yang diciptakan para pendahulu, serta secara khusus diniatkan sebagai ‘A Tribute to Lotring’, kali ini yang ditampilkan adalah ragam gamelan baru (new gamelan) yang mengedepankan karya baru yang gagasan dan idenya belum pernah tercipta sebelumnya.

gamelan-salukat-2Kebaruan itu tecermin secara fisik semisal adanya pengolahan instrumentasi, pelarasan, orkestrasi, warna suara dan sebagainya. Sedangkan secara non fisik kebaruan itu terwakili oleh capaian teknik permainan berikut struktur dan sistem kerja antar instrumentasi. Kebaruan fisik dan non fisik tersebut melahirkan sebentuk kebaruan sudut pandang, terutama adanya tata racik gending baru yang pada giliran berikutnya menciptakan pengetahuan dan perbendaharaan teknis racik baru.

Komposer Dewa Alit dan Gamelan Salukatnya akan mempresentasikan kebaruan tersebut di dalam garapan terkininya. Gamelan Salukat diciptakan oleh komposer Dewa Alit, penamaannya mengacu pada akar kata ‘Salu” yang berarti rumah dan “Kat” yang menandakan regenerasi atau kelahiran kembali. Maka Salukat merefleksikan satu pemaknaan perihal kelahiran kreativitas baru yang tetap berakar pada kekayaan tradisi. Pada pencapaian ini, sesungguhnya tersaji dua ragam kebaruan; 1) Pengetahuan akan gagasan lahirnya perangkat gamelan baru dan 2) Pengetahuan akan gagasan tentang tata racik gending baru untuk gamelan.

Gamelan Salukat adalah satu set baru, terdiri dari 7 nada gamelan yang dikembangkan oleh Dewa Alit, berakar dari spirit ansamble gamelan Bali kuno seperti Selonding, Gambang, Gong Luang dan Semara Pagulingan. Gamelan yang unik ini adalah refleksi dari akar yang kuat Dewa Alit di musik tradisional serta harapannya untuk mengakomodasi tantangan yang dia hadapi dalam menciptakan jalan baru dalam musik gamelan Bali. Grup gamelan ini fokus pada karya-karya kontemporer. Instrumen gamelan Salukat merupakan satu set barungan baru yang dituning dan didesain oleh Dewa Alit sendiri.

Para anggota Gamelan Salukat terdiri dari sekitar 25 musisi muda dari daerah Ubud. Mereka tidak hanya memiliki keterampilan tinggi dan pengetahuan dalam gamelan tradisional , tetapi juga antusias mempelajari komposisi musik gamelan baru. Banyak dari mereka telah bekerja dengan Dewa Alit sedari sangat muda dan telah tampil dengan musisi dunia, termasuk Amerika Evan Ziporyn and Bang on A Can All Stars. Sekaa Gamelan Salukat telah berulangkali bekerjasama dengan Bentara Budaya dalam pertunjukan New Music for Gamelan, seperti A Tribute to Sadra (2011), New Music for Gamelan North to South (2013), A Tribute to Gong Kebyar (2014).

Grup ini pernah tour ke San Francisco pada tahun 2009 dan NY dan Boston pada tahun 2010 di dalam production “A House in Bali” dengan Evan Zyporyn dan Bang on a Can All Star dari AS. Juga diundang oleh International Gamelan Festival di Malaysia pada tahun 2013 dan 2015.

dewa-alit-newKomposer Dewa Ketut Alit, lahir dari keluarga seniman di desa Pengosekan, Ubud, Dewa Alit adalah seorang seniman yang mandiri dan diakui sebagai komposer terkemuka di Bali yang berpengaruh untuk musik gamelan, baik di Bali dan luar negeri. Secara reguler ia diundang ke luarnegeri sebagai komposer dan guru gamelan.

Karyanya “Geregel” (2000) adalah karya yang sangat berpengaruh untuk musik gamelan, baik di Bali dan luar negeri, serta karya tersebut merupakan subyek dari analisis 50 halaman dalam “Perspektif tentang New Music”. Karyanya dimainkan oleh sekehe gong di Bali dan di luar Bali. Salah satu karya yang berjudul “Semara Wisaya” yang dimainkan di New York Carnegie pada tahun 2004 dan komposisi yang lain pula berjudul “Pelog Slendro” muncul di Bang on a Can Marathon pada bulan Juni 2006.

Selain dari karya-karya untuk gamelan, Dewa berkarya untuk grup non-gamelan seperti grup percusi NY yang namanya Talujon, Gemalan Electrika dari MIT, AS. Dewa dipilih sebagai salah satu komposer untuk mengikuti proyek “Ruang Suara” oleh Ensemble Modern dari Frankfurt, Germany pada tahun 2015. Dia juga diundang bulan Januari 2017 untuk ikut proyek artist-in-residence oleh The Cultural Department of the City of Munich, Germany.

Dewa Alit diundang untuk mengajar dan berkarya di luar Bali, yang meliputi Gamelan Gita Asmara di University of British Colombia, Kanada, Gamelan Galak Tika di Massachusetts Institute of Technology, Helena College di Perth, Australia dan Gamelan Singa Murti di Singapura.

Sebagai kolaborator, Dewa Alit telah bekerja dengan musisi dan penari dari seluruh dunia. Diantaranya adalah produksi teater kontemporer “Buddha 12″ disutradarai oleh Alicia Arata Kitamura (Teater Annees Folles) di Tokyo pada tahun 2007, kolaborasi dengan maestro Butoh Jepang Ko Murobushi di Asia Tri Festival Jogya, Jogyakarta, pada tahun 2008, dan penari kontemporer Jepang Kaiji Moriyama dalam karya “Hagoromo” di New National Teatre Tokyo, Japan pada tahun 2014.

Dewa Alit mendirikan grup Gamelan Salukat pada tahun 2007, dengan kemauan untuk mengekspresikan pendekatan untuk musik baru. Gamelan ini merupakan satu set barungan baru yang dituning dan didesain oleh Dewa Alit sendiri.

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s