Komponis Kini #3 A Tribute to Lotring BERSAMA I WAYAN DIANA PUTRA & A.A. BAGUS KRISHNA PUTRA

Rabu, 24 Agustus 2016, pukul 19.00 WITA

Komponis KIni (1)Setelah menghadirkan empat komposer terpilih yang tampil secara berturut-turut dalam 2 pertunjukan terdahulu, program Komponis Kini #3 ‘A Tribute to Lotring’ kembali digelar, mengetengahkan buah cipta komposer gamelan baru yakni I Wayan Diana Putra dan A.A. Bagus Khrisna Putra. Kedua komponis muda ini sama-sama pernah bergiat di Sanggar Cenik Wayah, Ubud serta memiliki pengalaman penciptaan yang panjang, baik berskala nasional maupun internasional.

Sebagaimana pertunjukan seri terdahulu, kedua komponis ini juga akan mempresentasikan buah cipta terkininya, sekaligus menghadirkan respon kreatif atas karya-karya klasik dari para maestro terdahulu.

Keduanya juga sama-sama merupakan lulusan ISI Denpasar dan telah menekuni musik gamelan sedari remaja. Aktif di berbagai sanggar dan sekaa gamelan juga telah membawa mereka berpentas ke berbagai negeri, seperti: China, Malaysia, California, Thailand, dan lain-lain. Mereka juga telah kerap kali berkolaborasi dengan musisi dan seniman manca negara.

‘Komponis Kini’ merupakan acara berkala setiap bulannya, dihadirkan pula sebagai sebuah “A Tribute to Lotring”, sebentuk penghargaan dan penghormatan mendalam kepada maestro gamelan yang karya-karyanya terbilang immortal. Lotring adalah sebuah fenomena, seorang seniman pelopor yang memberi sentuhan personal pada keberadaan seni gamelan Bali. Musik gamelan bagi warga asal Banjar Tegal – Kuta kelahiran 1887 ini, bukan semata sebuah persembahan untuk memaknai upacara atau ritua-ritual tertentu, melainkan juga sebuah proses penciptaan dan penemuan diri yang menandai hadirnya kemodernan pada masa itu.

Semangat pencarian dan penemuan diri Lotring itulah yang diharapkan menjadi spirit program ‘Komponis Kini’ di Bentara Budaya Bali, sekaligus sebuah ajang bagi komponis-komponis new gamelan untuk mengekspresikan capaian-capaian terkininya yang mencerminkan kesungguhan pencarian kreatifnya. Selain menampilkan pertunjukan musik, acara juga akan diperkaya dengan timbang pandang atau dialog bersama para komposer bersangkutan; sebentuk pertanggungjawaban penciptaan. Sebagai kurator adalah I Wayan Sudirana, Dewa Alit dan Wayan Gde Yudane.

FB_IMG_1468149131330I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn, lahir di Padangtegal Kaja, 28 April 1989. Ia merupakan lulusan ISI Denpasar dan menamatkan S2 di ISI Surakarta. Memperoleh beasiswa Sandwich Program at Thamasath University, Bangkok Thailand August-December (2010). Sedari mahasiswa komposisi musiknya kerap memperoleh penghargaan dalam berbagai festival di tanah air. Pengajar di Jurusan Karawitan dan Sendratasik di ISI Denpasar ini juga dikenal sebagai penulis musik yang tekun. Bersama I Wayan Sudirana menjadi penata gending “Ketug Bumi” yang dipentaskan dalam Opening Ceremony PKB 2015, Penata Musik “Pawon Bali” bersama I Putu Adi Septa Suweca Putra oleh Group Gamelan Navadaza (2015), Penata Musik Komposisi “Jing-Gong” bersama I Wayan Sudirana dan I Putu Adi Septa Suweca Putra, Samulnori Competition in Chilgok, South Korea 2015. Ia juga mencipta banyak komposisi, antara lain :Kreasi Bianglala di Sanggar Jaya Jenggala (2009), Musik Tari Kursi-Kursi di ISI Denpasar (2009), Ruang Tiga (2011), Ceraki Kurung (2013), Gong Besi (2013), Patetan (2013), “Gatra di Slonding” untuk pentas karya Pucuk Bang oleh Gamelan Cenik Wayah Ubud (2014) dan lain-lain. Tulisan-tulisannya yang pernah dipublikasikan antara lain :“Penjor: Simbol Prestise”, pada Majalah Budaya Cangkir Surakarta Edisi II tahun 2012, “Totem Burung Sebagai Sumber Penciptaan Gending Gamelan di Bali”, pada Majalah Budaya Cangkir, Surakarta Edisi III tahun 2012, “Gamelan Poleng”, Jurnal Dewa Ruci ISI Surakarta tahun 2013, “Kecak Terena Jenggala”, pada Jurnal Widya Natya UNHI Denpasar tahun 2014.

Komponis Kini_Krishna Putra 1Anak Agung Bagus Gede Krishna Putra Sutedja, S.Sn., lahir di Jakarta, 28 April 1993. Ia aktif dan bergabung dengan sejumlah sekaa (grup) gamelan di Ubud, antara lain Gamelan Navadaza, Gamelan Salukat, Bina Yowana Chanti, Sadha Budaya dan Sanggar Cenik Wayah. Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini tampil dalam sejumlah pertunjukan di dalam serta luar negeri, antara lain: International Gamelan & Caklempong Festival, Kuala Lumpur (2015), “Silang Budaya” by ISI Denpasar di Nanjing University of The Arts and Beijing Central Conservatory of Music (2014), Opera “A House in Bali” by Evan Ziporyn di Brooklyn Academy of Music di New York (2014) dan UC Berkeley, California (2009), “Menjalin Rasa-Merajut Ritme” kolaborasi dengan Young American All Star Gamelan Musician, di Bali Arts Festival (2006), dll. Sejumlah komposisi yang pernah diciptakannya antara lain;  “Hujan Sebelum Pelangi” di ISI Denpasar (2012), musik iringan untuk Lomba Dramatari di ISI Denpasar (2013), “Primitive on Perspective” untuk Program Kreatifitas Mahasiswa-Karsa Cipta (2013), “Astronot Kesasar” (2013) di ISI Denpasar, “Galaxy 7” (2014) di ISI Denpasar, “Klise” (2016) di UFF 2016,  musik iringan Tari “Rindu-ku” (2016) di ISI Denpasar. Kini ia juga aktif mengajar gamelan di SMK 3 Sukawati, Gianyar serta beberapa sanggar seni lainnya. Para pertunjukan kali ini ia akan tampil bersama sekaa Bina Yowana Chanti, Ubud.

Tinggalkan komentar