Sandyakala #47 “WIJAYA KUSUMA DARI KAMAR NOMOR TIGA”

Sandyakala #47
WIJAYA KUSUMA DARI KAMAR NOMOR TIGA
Novel Maria Matildis Banda
Minggu, 22 November 2015, pukul 18.30 WITA

Sandyakala_cvrb-15 Oktbober 2015Dialog sastra di Bentara Budaya Bali ini akan membahas perihal tokoh-tokoh dalam novel berlatar kehidupan paramedis, baik perawat maupun dokter ketika harus memenuhi panggilan pengabdiannya dalam masyarakat. Novel berlatar serupa dapat kita simak misalnya dalam karya-karya pengarang pengarang Marga T (bukunya berjudul Karmila), atau Armijn Pane dalam novel Belenggu, hingga Farewall to Arms karya Ernest Hemingway.

Kali ini, diskusi akan mengacu buku bertajuk “Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga” karya Maria Matildis Banda, menampilkan pergulatan hidup paramedis dan dokter menghadapi keterbatasan fasilitas, melawan mitos, dan stigma budaya tentang pengambilan keputusan. Kisah ini begitu mendebarkan saat sebuah tabung oksigen diperebutkan, perjalanan ibu hamil terjebak di antara tebing, jurang, dan jalan putus.

Siapa yang menentukan kehidupan dan kematian? Dalam spirit Wijaya Kusuma hubungan percintaan antara tokoh Bidan Ros, Dokter Yordan, Adrian, dan Martin menjadikan cerita mengalir sampai akhir dengan pertanyaan: siapakah yang sesungguhnya bersalah, ketika dihadapkan dengan pertanyaan apakah saya ikut andil dalam kematian ini? Bertindak sebagai pembahas adalah drg. Maria Silalahi, MPHM dan dr. Dewa Putu Sahadewa, SPOK (K).

Sandyakala_maria 1Maria Matildis Banda, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Denpasar. Belum lama ini meraih Doktor Bidang Kajian Budaya di universitas yang sama (2015). Meraih penghargaan sebagai pemenang dalam penulisan karya sastra, antara lain: “Pulang” (cerpen); “Potret Gadisku” (drama); “Dalam Bening Mata Mama”, “Perempuan Kecintaanku”, dan “Rebung Gading” (cerpen); Pada Taman Bahagia (Grasindo Jakarta), Liontin Sakura Patah (Grasindo Jakarta), dan “Doben” (cerber, novel). Menerbitkan novel Bugenvil di Tengah Karang (Grasindo Jakarta, (2001); Rabies (Care Internasional, 2002/2003); dan Surat-Surat Dari Dili (Nusa Indah Ende 2005). Ia juga menulis cerpen, drama radio, drama panggung, puisi, cerita anak, dan dongeng. Kolumnis Parodi Situasi HU Pos Kupang sejak 2001 sampai sekarang (15 tahun). Sudah menulis sekitar 750 judul parodi situasi (2000 halaman) yang siap dibukukan, tentang isu pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan isu sosial budaya lainnya. Menulis buku Lota Aksara Ende. Aktif sebagai pemakalah dan peserta seminar dan lokakarya. Peserta Sandwich like Program di KTLV dan Universitas Leiden di Leiden Belanda Oktober – Desember 2011. Pemateri “Lota Script in Ende Flores” dalam Internasional Workshop on Endangered Scripts of Island Southeast Asia pada Februari – Maret 2014 Tokyo University di Tokyo Jepang.

dr. Dewa Putu Sahadewa, SPOK (K), lahir di Denpasar, 23 Februari 1969. Ia merupakan dokter spesialis Obgyn. Kini menetap di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan tengah mengikuti pendidikan doktoral di Universitas Nusa Cendana, Kupang. Pernah bekerja sebagai dokter spesialis di RSU Prof. WZ Johaness Kupang (2005-sekarang) dan mendirikan RS khusus Ibu dan Anak bernama RSIA Dedari (2008). Pernah menjadi wartawan dan aktif menulis puisi serta cerpen. Sajak-sajaknya dimuat di Bali Post, Pos Kupang dan Jurnal Sastra Santarang, serta terangkum pula dalam antologi puisi bersama Penyair Nusantara, antologi Sastrawan NTT dan antologi bersama sastrawan MPU. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul “69 Puisi di Rumah Dedari” (2015). Ia juga bergabung dalam komunitas sastra Dusun Flobamora Kupang.

Drg. Maria Silalahi, MPHM., lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara pada tahun 1993. Mengikuti program Wajib Kerja Sarjana (WKS) dan ditempatkan oleh Departemen Kesehatan RI di Puskesmas Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak April 1994. Menempuh pasca sarjana di Universitas Mahidol Thailand melalui ASEAN Institute for Health Development (1998). Menjabat Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ia juga merintis strategi Revolusi KIA NTT bersama Pemerintah Provinsi NTT dalam upaya menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi.

Tinggalkan komentar